makalah nurul
A.Siklus Hidup Hewan
Siklus hidup adalah sebuah proses yang menunjukkan suatu
perkembangan individu makhluk hidup semenjak dilahirkan sampai pada akhir
pertumbuhannya. Siklus hidup yang dialami oleh hewan berbeda-beda.
Pada beberapa jenis hewan, siklus hidupnya ada yang mengalami
metamorfosis dan ada pula yang mengalami metagenesis.
1. Metamorfosis
Metamorfosis
merupakan salah satu fase perkembangan biologi yang terjadi pada hewan serta
mengakibatkan perubahan wujud fisik ataupun struktur setelah mengalami
kelahiran dan penetasan. Perubahan fisik itu dapat terjadi karena adanya akibat
dari pertumbuhan sel dan tahap differensiasi sel yang secara keseluruhan tidak
sama. Pada saat akan bermetamorfosis hewan akan mengalami tahap demi tahap
metamorfosis secara urut.
Berikut
penjelasan beberapa tahap metamorfosis yang terjadi pada hewan :
1.
Telur
Telur menjadi fase paling awal dari proses terbentuknya individu
baru. Telur dihasilkan oleh induk betina. Kemudian dibuahi oleh induk jantan
sehingga akan dapat terbentuk individu baru. Kemudian, telur yang berhasil
menetas akan menjadi lava atau nimfa.
2.
Larva atau
Nimfa
Larva biasanya ditemui pada hewan beberapa jenis serangga dan
amfibi. Pada fase ini, dapat menjadi tanda apakah jenis hewan, khususnya
serangga, termasuk ke dalam metamorfosis sempurna atau metamorfosis tidak
sempurna. Jika telur yang menetas menjadi larva maka serangga tersebut termasuk
ke dalam jenis serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Sebaliknya, jika
telur yang menetas menjadi nimfa maka serangga tersebut akan mengalami
metamorfosis tidak sempurna.
Bentuk larva sangat berbeda dengan bentuk
dirinya pada fase dewasa. Pernah memperhatikan jentik-jentik nyamuk dalam bak
penampungan air yang terbuka? Itulah salah satu jenis larva. Pada fase dewasa,
larva yang berupa jentik-jentik akan tumbuh menjadi imago (nyamuk dewasa).
Bentuk tubuh yang sangat berbeda dengan fase larva. Kemudian, larva akan
memasuk fase berikutnya, yaitu pupa atau kepompong.
Sedangkan nimfa adalah hewan muda yang
mempunyai bentuk tubuh yang sama seperti betuk tubuh pada fase dewasa/imago.
Namun, ukuran tubuh pada fase nimfa lebih kecih dari ukuran pada fase dewasa
(imago). Pada masa ini, beberapa bagian organ hewan ada yang belum tumbuh.
Bentuk tubuh hewan pada fase nimfa hanya terjadi pada jenis hewan yang
mengalami metamorfosis tidak sempurna.
3.
Pupa/Kepompong
4.
Pupa sering
disebut sebagai kepompong. Fase pupa atau kepompong merupakan fase transisi, di
mana serangga dalam fase ini berada dalam keadaan tidak makan dalam waktu yang
cukup lama. Fase pupa atau kepompong hanya terjadi pada jenis serangga yang
mengalami metamorfosis sempurna atau amfibi. Setelah melewati fase
pupa/kepompong, hewan akan menjadi imago atau individu dewasa.
5.
Imago/Dewasa
Imago adalah sebutan untuk individu dewasa. Baik yang berproses
dari nimfa atau pupa/kepompong. Fase ini merupakan tahapan paling akhir dari
fase dalam metamorfosis. Individu pada fase imago mampu menghasilkan telur.
Telur tersebut kemudian akan kembali mengalami tahapan metamorfosis seperti induknya.
Berdasarkan
perubahan bentuk tubuhnya, hewan mengalami dua tahap metamorfosis yaitu sebagai
berikut :
Metamorfosis Sempurna (Holometabela)
Metamorfosis sempurna ditandai dengan perubahan bentuk
tubuh pada serangga dengan perbedaan yang sangat terlihat antara fase larva dan
fase imago (dewasa). Metamorfosis sempurna juga sering disebut dengan holometabola.
Tahapan metamorfosis hewan yang mengalami metamorfosis sempuran melalui 4
tahapan. Keempat fase tahapan tersebut adalah telur, larva, pupa/kepompong, dan
imago (hewan dewasa).
Setelah
telur menetas menjadi larva, ia akan banyak mengkonsumsi makanan. Banyaknya
makanan yang dikonsumsi akan berguna pada saat fase transisi, yaitu fase pupa
atau kepompong. Karena pada fase kepompong, individu tersebut tidak akan makan
dalam waktu yang cukup lama. Setalahnya, individu tersebut akan mengalami fase
imago (individu dewasa).
Karakteristik
dari hewan yang mengalami metamorfosis sempurna adalah melalui fase pupa atau
kepompong.
Ciri-ciri Metamorfosis Sempurna:
1.
Memiliki
perbedaan bentuk yang sangat berbeda antara fase pupa dan fase imago.
2.
Pasti melalui
fase pupa atau kepompong.
Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna:
1.
Katak
Tahapan
metamorfosis sempurna pada katak dimulai dari telur – kecebong – katak muda –
imago (katak dewasa).
2.
Nyamuk7
Urutan
metamorfosis pada nyamuk adalah telur – larva/jentik – pupa – imago (nyamuk
dewasa).
3.
Kupu-Kupu
Tahapan
metamorfosis sempurna pada kupu-kupu adalah telur – larva – pupa – imago (kupu
kupu dewasa).
Metamorfosis Tidak Sempurana (Hemimetabola)
Metamorfosis
tidak sempurna disebut juga dengan hemimetabola. Karakteristik dari
matamorfosis tidak sempurna adalah perubahan bentuk tubuh antara fase nimfa dan
fase imago adalah tidak mencolok. Selain itu, jenis hewan yang mengalami
metamorfosis tidak sempurna tidak mengalami fase pupa/kepompong. Sehingga
tahapan metamorfosis tidak sempurna adalah telur, nimfa, dan imago.
Dengan kata
lai, metamorfosis tidak sempurna dapat dikatakan sebagai proses pertumbuhan
pada hewan yang tidak mengalami perubahan bentuk secara signifikan. Perubahan
fisiologis yang terjadi pada hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna
hanya terjadi pada beberapa organ saja.
Ciri-ciri Metamorfosis Tidak Sempurna
Berikut ini
adalah beberapa ciri-ciri serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna:
1.
Perubahan
bentuk tubuh antara fase nimfa dan fase imago tidak mencolok, hanya terdapat
sedikit perbedaan.
2.
Tidak mengalami
fase pupa/kepompong.
Contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna:
1.
Belalang
Belalang
termasuk hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Urutan tahapan
metamorfosis belalang meliputi telur – nimfa – imago (belalang dewasa).
2.
Kecoa
Urutan metamorfosis tidak sempurna pada kecoa adalah telur –
nimfa – imago (kecoa dewasa). Gambar metamorfosis tidak sempurna kecoa dapat
dilihat berikut ini.
3.
Capung
Tahapan metamorfosis tidak sempurna pada capung adalah telur
– nimfa – imago (capung dewasa).
4.
Jangkrik
Salah satu lainnya untuk contoh hewan yang mengalami metamorfosis
tidak sempurna adalah jangkrik. Tahapan metamorfosisnya melalui telur – nimfa –
imago (jangkrik dewasa).
5.
Rayap/Laron
Tahapan daur hidup rayap atau laron melalui telur – nimfa –
imago (laron dewasa) – raja/ratu. Untuk lebih detailnya, perhatikan gambar
tahapan metamorfosis laron di bawah.
6.
Kepik
Satu lagi contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak
sempurna adalah kepik. Daur hidup yang dilalui meliputi telur – nimfa – pupa –
imago (kepik dewasa).
Ada sedikit kejanggalan pada metamorfosis kepik. Pada kepik,
ada tahapan pupa, fase yang identik dengan matamorfosis sempurna. Namun, kepik
termasuk ke dalam metamorfosis tidak sempurna. Alasannya adalah fase pupa yang
dimaksud di sini tidak seperti fase pupa pada umumnya. Fase pupa pada kepik adalah
perubahan kulit hingga berkali-kali. Nimfa kepik melakukan pergantian kulit
berkali-kali hingga akhirnya menjadi imago (kepik dewasa) tanpa melalui fase
kepompong, hanya serupa dengan kepompong.
2. metagenesis
metagenesis
merupakan proses pergiliran hidup, yaitu antara fase generatif (seksual) dan vegetatif (aseksual). Hewan yang mengalami metagenesis akan mengalami 2 fase kehidupan yaitu:
1. Fase kehidupan yang bereproduksi secara generatif
2. Fase kehidupan yang bereproduksi secara vegetatif.
Contoh hewan yang mengalami metagenesis adalah ubur-ubur.
Fase generatif ubur-ubur dijumpai dalam bentuk Medusa yang dapat menghasilkan sel kelamin. Sel kelamin yang dilepaskan ke air akan mengalami pembuahan. Hasil pembuahan berupa zigot yang akan berkembang menjadi larva. Larva akan tumbuh menjadi polip jika berada pada tempat yang sesuai. Bentuk polip merupakan fase vegetatif ubur-ubur karena ubur-ubur dapat berkembang biak secara aseksual melalui pembentukan tunas. Polip akan berkembang dan tersusun atas strobilus. Polip strobilus mengalami reproduksi aseksual, yaitu dapat terlepas dan berada pada bentuk medusa kembali
1. Fase kehidupan yang bereproduksi secara generatif
2. Fase kehidupan yang bereproduksi secara vegetatif.
Contoh hewan yang mengalami metagenesis adalah ubur-ubur.
Fase generatif ubur-ubur dijumpai dalam bentuk Medusa yang dapat menghasilkan sel kelamin. Sel kelamin yang dilepaskan ke air akan mengalami pembuahan. Hasil pembuahan berupa zigot yang akan berkembang menjadi larva. Larva akan tumbuh menjadi polip jika berada pada tempat yang sesuai. Bentuk polip merupakan fase vegetatif ubur-ubur karena ubur-ubur dapat berkembang biak secara aseksual melalui pembentukan tunas. Polip akan berkembang dan tersusun atas strobilus. Polip strobilus mengalami reproduksi aseksual, yaitu dapat terlepas dan berada pada bentuk medusa kembali
Metagenesis Ubur-ubur
Perhatikan skema metagenesis ubur-ubur berikut ini
Seperti sudah di jelaskan di atas bahwa ubur-ubur
mempersatukan sel telur dan sperma untuk nantinya menjadi zigot. Zigot akan
berkembang dan menjadi blastula kumoulan dari zigot. Setelah itu akan membentuk
planula dan berkembang tumbuh bulu-bulu kecil si sekelilingnya. Setelah tumbuh
bulu kecil-kecil akan berubah menjadi polip (lihat pada gambar) selanjutnya
membentuk medusa yang terus berkembang menambahkan kepala ubur-ubur. Siklus
terakhir adalah medusa dewasa yang nantinya menghasilkan sel telur dan sperma.
Siklus hidup ubur-ubur akan terus menerus berputar seperti gambar di atas.
B. TEKNOLOGI
PERKEMBANGBIAKAN PADA HEWAN
teknologi perkembangbiakan
pada hewan dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi yang modern. teknologi
perkembangbiakan pada hewan, antara lain inseminasi buatan dan kloning.
1. Inseminasi buatan
Inseminasi buatan adalah adalah proses memasukkan cairan sperma dari hewan jantan ke sistem reproduksi hewan betina dengan bantuan manusia.
Sapi adalah contoh hewan yang perkembangbiakannya dilakukan dengan inseminasi buatan. Untuk menghasilkan anakan sapi yang unggul, sperma dari sapi jantan yang unggul dimasukkan ke dalam saluran reproduksi sapi betina dengan bantuan manusia.
Inseminasi buatan ini dilakukan dengan cara memasukkan sperma yang telah dibekukan dengan menggunakan alat seperti suntikan.
Manfaat inseminasi buatan antara lain:
1.
Efisiensi
waktu,
2.
Efisiensi
biaya karena tidak harus memiliki hewan jantan, dan tidak perlu mengharuskan
pejantan unggul untuk dibawa ke tempat yang dibutuhkan,
3.
Memperbaiki
kualitas anakan,
4.
Mengoptimalkan
secara luas penggunaan bibit pejantan unggul dalam jangka waktu lebih lama
5.
Meningkatkan
angka kelahiran hewan dengan cepat dan teratur,
6.
Mencegah penularan / penyebaran penyakit kelamin pada hewan,
7.
Sperma beku dari pejantan unggul masih dapat dipakai beberapa
tahun kemudian walaupun pejantan telah mati, dengan peralatan yang tepat sperma
dapat disimpan dalam jangka waktu lama
Sementara
kerugian reproduksi buatan dengan inseminasi buatan antara lain:
1.
Jika hewan tidak sedang dalam masa birahi saat
dilangsungkannya inseminasi buatan, maka tidak akan terjadi pembuahan.
2.
Akan terjadi kesulitan kelahiran jika pejantan dengan turunan
yang besar diinseminasikan pada betina dengan turunan kecil
3.
Bisa terjadi kawin sedarah apabila menggunakan sperma beku
dari pejantan yang sama dalam jangka waktu yang lama
4.
Jika pejantan donor tidak dipantau sifat genetiknya dengan
baik, maka dapat menyebabkan menurunnya sifat-sifat genetik yang jelek.
Kloning
Kloning merupakan teknologi perkembang biakan hewan yang dilakukan dengan cara pergantian inti sel atau pemisahan embrio untuk menghasilkan individu baru yang identik dengan induknya.
Contoh hewan hasil kloning adalah domba Dolly. Kloning tersebut dilakukan dengan cara mentransplantasikan nukleus dari sel puting susu domba kedalam suatu sel telur domba lain yang tidak dibuahi.
Proses klonig domba Dolly sebagai berikut:
1. Sebuah sel telur yang berasal dari ovarium domba betina dewasa dipindahkan dan nukleusnya diambil
2. Dengan menggunakan teknik mikro-surgical, sel telur yang tidak mengandung nukleus difusikan dengan DNA yang berasal dari sel tubuh seekor domba donor.
3. Sebelum pembelahan sel mengarah ketahap spesialisasi, embrio ditanamkan kerahim domba betina lain. Hasilnya adalah "Dolly",yang secara genetik identik dengan domba donor.
Ada beberapa jenis kloning yang dikenal, diantaranya:
1. Kloning DNA rekombinan
Kloning DNA rekombinan adalah pemindahan sebagian
rantai DNA yang
diinginkan dari suatu organisme pada satu elemen replikasi genetik.
2. Kloning reproduktifKloning reproduktif adalah kloning yang menghasilkan hewan yang sama dengan sel induk.
3. Kloning terapeutikKloning terapeutik adalah kloning untuk memproduksi embrio manusia. Tujuan utamanya adalah penelitian, bukan untuk membentuk manusia baru. Selain itu juga bertujuan mendapatkan sel batang yang dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan manusia dan menyembuhkan penyakit.
2. Kloning reproduktifKloning reproduktif adalah kloning yang menghasilkan hewan yang sama dengan sel induk.
3. Kloning terapeutikKloning terapeutik adalah kloning untuk memproduksi embrio manusia. Tujuan utamanya adalah penelitian, bukan untuk membentuk manusia baru. Selain itu juga bertujuan mendapatkan sel batang yang dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan manusia dan menyembuhkan penyakit.
Komentar
Posting Komentar